Biayakuliah di Norwegia untuk siswa internasional: GRATIS - 900 NOK per semester . Biaya hidup mahasiswa di Norwegia: Biaya makan di kota Oslo : ± 180 NOK sekali makan di restoran murah, untuk itu mahasiswa yang kuliah di norwegia lebih sering masak di kos daripada makan di luar. Biaya Transportasi untuk sekali jalan : 36 - 42 NOK
Sedangkanuntuk mahasiswa yang memperolehnya setelah tanggal 26 April 2008, mereka diijinkan untuk bekerja. Namun ada beberapa batasan-batasan yang harus kemu patuhi, yaitu hanya boleh bekerja maksimal 40 jam per 2 minggu pada masa perkuliahan dan hanya dapat bekerja setelah perkuliahan dimulai.
UniversityCHALMERS - chalmers.se. Hogskolan - id.cibeslift.asia. Berbeda dengan Norwegia, Swedia justru menjadi salah satu negara Skandinavia yang setiap tahunnya semakin populer sebagai tempat tujuan kuliah di luar negeri. Negara dengan sistem monarki ini dikenal indah dengan sumber daya alamnya yang juga berlimpah.
Fast Money. Kontrak magang saya baru diperpanjang untuk 6 bulan ke depan, so I think I am quite ready to tell you this!Sama seperti para lulusan baru pada umumnya, tujuan utama saya setelah diwisuda adalah mencari pekerjaan tetap. Frankly, I am seriously done with any internships or freelancing. Mungkin akan berbeda jika saya masih tinggal di Indonesia dan butuh pengalaman kerja. Namun karena berpengaruh terhadap izin tinggal yang harus terus diperbarui, maka mendapatkan pekerjaan tetap dengan benefit pegawai adalah motivasi saya saat ini. Norwegia nyatanya adalah negara impian bagi banyak orang. Siapa yang tak menginginkan kehidupan personal dan karir yang seimbang? No more job calls di atas jam 5 sore dan tak akan ada yang mengganggu di hari libur. Belum lagi jaminan hidup yang layak, alam yang indah, flat hierarchy, libur sampai 5 minggu per tahun, cuti untuk melahirkan bagi ibu dan ayah, gaji yang tinggi, serta perks menggiurkan lainnya, menjadikan banyak imigran berniat untuk meniti karir dan menetap di negara sebelum berkhayal terlalu jauh, faktanya mencari pekerjaan setelah lulus kuliah itu tak pernah mudah - meski merasa kita sudah mengantongi ijazah S2! Sure, we are all happy akhirnya lulus dari perguruan tinggi. Tapi tak berbeda jauh dari Indonesia, kita tetap harus berjuang mencari kerja dan berhadapan dengan proses rekrutmen yang melelahkan. Belum lagi tantangannya lebih berat karena harus beradaptasi dengan budaya kerja yang berbeda serta praktik rasisme yang masih terjadi ada tips khusus bagaimana memenangkan hati rekruter ataupun perusahaan. Namun, ada beberapa pola yang saya pelajari selama mencari pekerjaan di negara ini. I really wish somebody told me these earlier. And no, it's NOT all about mastering the language or networking ― seperti yang sering saya baca dan dengar selama ini!1. Be as smart as you can!Corporates love smart graduates! Meskipun katanya transkrip nilai kita tak terlalu berguna setelah lulus kuliah, namun kenyataannya masih banyak perusahaan di Norwegia yang mewajibkan syarat transkrip nilai saat melamar kerja. Program khusus semisal Graduate Program, Summer Internship, Traineeship, ataupun Associate khusus untuk para lulusan baru, akan menyortir banyak pelamar dengan standar nilai yang perusahaan tentukan. Di lowongan kerja juga pun sudah tertera jelas salah satu syarat untuk melamar adalah nilai akademik yang bagus. Mudah sekali menyingkirkan pelamar dengan rata-rata nilai C, jika standar yang mereka tetapkan minimal super kompetitif harus bersaing dengan banyak lulusan baru, namun hampir 10 orang yang saya kenal berhasil mendapatkan pekerjaan di perusahaan ternama semisal Equinor, YARA, Schibsted, atau Orkla. Selain karena faktor wawancara yang bagus, salah satu alasan CV mereka lolos screening juga dikarenakan orang-orang ini hampir semuanya straight As-students alias super jenius. Terkadang, kurangnya pengalaman kerja bisa dikompensasi dengan nilai bagus yang juga menambah ekstra poin. Tak niat bekerja di perusahaan dan jadi budak korporat? Nilai bagus juga diperlukan kalau kita berniat ingin lanjut S3 di Norwegia. Beberapa jurusan bahkan menyaratkan rata-rata nilai keseluruhan B dengan nilai tesis minimal B jika ingin melamar ke program mereka. Di sini, para kandidat Doktoral sifatnya hampir sama seperti pegawai kantoran yang digaji lumayan besar dengan masa kontrak 3-4 tidak ada salahnya fokus belajar dan meraih nilai sesempurna mungkin karena akan selalu ada tempat bagi para lulusan pintar!2. Magang dari semester pertamaKalau nilai bukan prioritas saat kuliah dan malas bersaing dengan para lulusan pandai lainnya, cara yang bisa kita lakukan adalah dengan menambah atau mencari pengalaman kerja sebelum lulus. Seriously, menurut saya magang bisa jadi fast track mendapatkan pekerjaan tetap di suatu perusahaan. Saya sangat menyarankan, ketimbang fokus menjadi pelayan restoran, cleaning lady, atau penjaga toko saat kuliah, lebih baik kombinasikan dengan pengalaman magang di perusahaan yang lebih punya jenjang kita harus rela bekerja hampir sukarela karena masih banyak perusahaan kecil yang enggan membayar upah para anak magang. Sementara untuk mendapatkan posisi paid internship saingannya juga bejibun. I've been there, 6 bulan terpaksa magang tak dibayar hanya karena ingin memperluas koneksi dan mencari pengalaman kerja. Luar biasa sekali perjuangannya karena selain magang di sini, saya juga mesti menyokong hidup dengan bekerja sebagai pelayan restoran di luar. Capek memang. Namun setelah berhasil membuktikan ke atasan ketika sukses mencapai gol, akhirnya saya dipromosikan menjadi kepala divisi dengan kontrak berbayar meskipun gajinya tak seberapa. Positifnya, pengalaman yang saya dapatkan sangat berguna untuk dilampirkan di CV dan menyisipkan seperti pekerjaan yang saya lakoni sekarang. Meski statusnya masih magang, namun sifatnya paid internship yang gajinya lumayan kompetitif. Setelah 6 bulan bekerja dan menunjukkan hasil yang optimal, saya ditawari perpanjangan kontrak untuk second tier internship dengan penawaran gaji yang jauh lebih tinggi. Honestly, it was not what I wanted. Sebelumnya, saya juga sudah menanyakan ke mereka jika ada open position yang sifatnya permanen. But sadly, no. Meskipun lelah juga magang terus, namun saya belum punya pilihan lain karena cari kerja di luar susah sekali. Tawaran tersebut setidaknya lebih baik, ketimbang saya harus kembali ke restoran dan bekerja sebagai pelayan penuh waktu. Ending dari magang setahun ini kabarnya juga bisa berbuah manis dengan kontrak kerja permanen di perusahaan mereka. Meskipun saya lelah terus berharap, namun bukan ide yang buruk untuk tetap bertahan di sini selagi terus mencari pekerjaan yang lebih it's not solely my experience. Yang saya observasi, banyak perusahaan Norwegia, terutama startup, merekrut pegawai tetap tidak hanya berdasarkan pengalaman, namun juga trust. Ada banyak orang yang saya kenal bahkan memulai pengalaman mereka dengan menjadi anak magang atau vikariat replacement sebelum akhirnya bisa berlabuh menjadi pegawai tetap. Adik tingkat saya di kampus juga harus magang dulu selama 11 bulan di perusahaan IT, sebelum akhirnya ditawari posisi sebagai pegawai tetap. Mengapa, karena sudah terbangunnya trust di perusahaan tersebut. Jadi ketimbang merekrut orang lain yang prosesnya melelahkan dan belum tentu juga cocok dengan budaya kantor, perusahaan ini tentunya lebih memprioritaskan para anak magang atau vikariat untuk dipromosikan. Mungkin saya dan beberapa orang lainnya harus magang setahun dulu sebelum dapat jabatan tetap, tapi banyak juga, lho, perusahaan yang tak perlu waktu selama itu untuk menawari kalian posisi yang lebih baik. Kuncinya, cari perusahaan yang punya banyak ruang untuk belajar dan berkembang. Kalau pun mesti magang di perusahaan kecil, sebisa mungkin pilihlah perusahaan scale up setingkat di atas startup ataupun hyper-growth startup yang punya budget berlebih untuk menjadikan mu pegawai mereka nantinya. Kalau pun tidak berakhir di perusahaan yang sama, setidaknya kita sudah punya pengalaman kerja 1,5-2 tahun yang sesuai dengan field untuk ditulis di CV selulus kuliah. Trust me, it really works! One more note on this, banyak sekali perusahaan besar di Norwegia yang masih old-school dalam melihat pengalaman kerja kita di CV. Meaning, nama perusahaan besar selalu menjadi magnet bagi perusahaan lainnya. Jadi bagi kalian yang bisa magang di perusahaan ternama, beruntunglah. Karena kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan di perusahaan besar lain tentunya akan semakin luas. 3. Belajar bahasa karena butuh, bukan terpaksaDari dulu, setiap kali membaca pengalaman imigran cari kerja di Norwegia, embel-embelnya selalu saja dibumbui tentang 'belajar bahasa Norwegia' agar nantinya lebih mudah dapat kerja. Bahasa selalu menjadi halangan utama imigran agar bisa bersaing dengan orang lokal. Hampir semua lowongan kerja yang ditulis memakai bahasa Norwegia pun masih menuliskan "Wajib berbahasa Norwegia fasih, baik lisan maupun tulisan" untuk menyortir para imigran yang asal apply. Biasanya ada tingkatan seperti "bisa berbahasa Norwegia dengan baik/sangat baik/fasih/sangat fasih".It's such a hard truth, tapi ada banyak lowongan pekerjaan yang menuliskan deskripsi berbeda ketika ditulis memakai bahasa Inggris versus bahasa lokal. Deskripsi akan ditulis super detail dan panjang jika tercantum dalam bahasa Inggris, sementara tak terlalu banyak ekspektasi dan straightforward jika ditulis menggunakan bahasa Norwegia. Terlihat jelas, perusahaan tahu bahwa akan ada yang banyak melamar jika lowongan ditulis menggunakan bahasa Inggris dan ekspektasi pun semakin ditinggikan untuk mencari kandidat terbaik. Meskipun, tetap ada kewajiban menguasai bahasa lokal walau lowongan ditulis menggunakan bahasa Inggris. Pernah juga saya melihat dua lowongan magang di perusahaan yang sama dengan posisi tak dibayar saat ditulis dalam bahasa Inggris, namun berbayar saat lowongan ditulis dalam bahasa Norwegia. It seems like Norwegian skill is "so rare" and more valuable to be paid. Atas dasar inilah, saya mati-matian belajar bahasa Norwegia sampai Level 3 agar nantinya memudahkan cari kerja kemana-mana. Saya tahu kursus di luar super mahal. Makanya selagi ada yang gratis seperti yang disediakan di kampus, saya gunakan kesempatan ini sebaik mungkin meski sangat keteteran. Wait, tapi ini pemikiran saya dulu. Setelah semua pengalaman yang saya alami, I would say, belajar bahasa hanya karena ingin dapat kerja adalah omong kosong!Ketika lowongan kerja mencantumkan syarat kelancaran bahasa lokal lisan dan tulisan, di situ jugalah sebetulnya perusahaan sedang mengeluarkan seribu alasan untuk tak berniat merekrut imigran. Kecuali kamu dihibahkan kemampuan linguistik yang luar biasa, how on earth, kita yang baru kuliah atau tinggal 2 tahun di Norwegia lalu setelah lulus langsung bisa lancar bahasa lokal?! Okay, let me finish this! Bedakan antara lancar bicara dan lancar menulis. Anak umur 4 tahun sudah sangat lancar bicara namun bisa jadi tak mengenal satu abjad pun. Penggunaan grammar salah saat bicara is not a big deal. Tapi sebaliknya, typo saat mengetik dan tak mahir merangkai kata bisa membuat semua kerjasama batal. Saat ujian bahasa lokal, nilai speaking saya lebih bagus dari nilai writing. Mengapa, karena bicara yang lepas nyatanya lebih mudah daripada menulis dengan tata bahasa yang baik. Tiga tahun di Norwegia belum ada apa-apanya untuk menjadikan saya penulis handal, and I still need more time to polish my writing itu, tak ada satu tempat kursus pun di Norwegia yang akan mengajari kita bahasa bisnis. Namun di kantor, penggunaan bahasa profesional adalah yang utama. Di kelas bahasa, kita tak akan pernah belajar istilah semacam due diligence, closed offer, analisa bisnis, ataupun tata kelola taman. Semua materi di kelas hanyalah pondasi yang bisa kita gunakan untuk melancarkan penguasaan bahasa percakapan sehari-hari ataupun bekal sertifikat persiapan untuk saya, stop belajar bahasa hanya karena berniat cari kerja. Belajarlah bahasa Norwegia karena kita mau dan merasa butuh. Butuh untuk lebih dekat dengan society. Butuh karena kita ingin lebih cepat beradaptasi dengan budaya Norwegia. Butuh karena sadar bahwa bahasa Inggris tak pernah cukup. And no, we don't have be fluent in writing - yet. Jika dipanggil wawancara dan dirasa bahasa akan jadi penghambat, berusahalah dulu meyakinkan perusahaan bahwa kita sedang belajar dan terus berusaha memperbaiki kemampuan bahasa lokal. Ada kalanya, mereka cenderung luluh dan mau menerima kita. Tak jarang, perusahaan menawarkan kursus bahasa gratis bagi para pekerja imigran yang serius ingin On-demand jobs bagi para lulusan TeknikSama seperti di negara lainnya, para lulusan Teknik selalu menang banyak dibandingkan dengan lulusan dari jurusan lain - semisal Politik. Teknik Informatika contohnya, punya skala perbandingan lowongan kerja yang tersedia setiap hari dan sifatnya selalu on-demand. Banyak perusahaan startup di Norwegia yang lebih butuh Full-Stack Developer atau UI/UX Designer, ketimbang Marketing. Untuk syarat pun, perusahaan cenderung lebih toleran untuk tak mewajibkan penguasaan bahasa saat merekrut banyak teknisi. Maka jangan heran jika kalian menemukan fakta bahwa lulusan IT lebih cepat mendapatkan pekerjaan ketimbang lulusan Soshum. Sudah sangat lazim terdengar bahwa para lulusan IT/Teknik ini selalu di atas awan karena tak usah repot-repot lagi belajar bahasa, asal punya kemampuan bagaimana dengan lulusan lainnya? Tak usah sedih hanya gara-gara kita bukan anak IT. Kembali ke saran saya nomor dua; carilah tempat magang yang sesuai dengan bidang yang kamu tekuni! Meskipun, beberapa pekerjaan ada yang sifatnya terlalu niche dan tak mudah bagi imigran yang hanya berbekal ijazah S2 ― contohnya pengacara atau Koneksi bukan segalanyaSetiap kali membaca artikel, mengikuti workshop, ataupun mengobrol dengan beberapa orang tentang caranya mendapatkan kerja di Norwegia, hampir semua dari mereka mengatakan bahwa networking alias koneksi alias orang dalam adalah kunci utama. Jangan lupa networking, networking, networking! Apalagi kabarnya 40% lowongan kerja di Norwegia nyatanya tak dipublikasikan, tapi hanya informasi internal. Di situasi ini, networking rasanya bisa juga jadi fast track untuk mendapatkan pekerjaan. Namun setelah dua tahun berburu kerja, perlu saya garis bawahi bahwa mencari orang dalam itu sulit ― tak hanya bagi para lulusan baru tapi juga orang lokal sendiri! Tak hanya satu dua kali memang saya dengar cerita bahwa beberapa imigran berhasil mendapatkan pekerjaan dari kenalan yang ditemui di sebuah organisasi, kegiatan sukarelawan, ataupun event. Namun yang saya perhatikan, hal tersebut juga cenderung hoki-hokian. Buktinya banyak juga yang sudah berusaha memperluas koneksi, tapi tak terlalu juga yang benisiatif aktif di LinkedIn, lalu mulai mengikuti beberapa pegawai di perusahaan tertentu agar nantinya siapa tahu bisa bertemu lewat coffee chat lalu berujung ke job contract. Betul memang, Norwegia punya sistem trust dalam proses rekrutmen kepegawaian. Jika kita punya rekomendasi dari orang dalam yang sudah atau pernah bekerja di perusahaan tersebut, kesempatan untuk dipanggil wawancara tentunya lebih besar. But unfortunately, this case does not apply to everyone. Sadly, not every person you follow on Linkedin and have a coffee chat is interested to assist. So, no, jangan pernah merasa rendah diri dan mengutuki jiwa introvert hanya gara-gara kita tak punya banyak kenalan dan orang dalam di Norwegia. Keseringan, kita malah baru bisa menemukan koneksi jika sudah memiliki pekerjaan di satu tempat. Membangun network juga perlu strategi, bukan dengan hanya modal cari muka ke semua orang. Setelah menyadari bahwa tak ada yang bisa saya lakukan untuk membangun banyak jaringan orang dalam, saya hanya berusaha untuk menjaga hubungan baik dengan koneksi yang sudah ada tanpa ekspektasi mereka bisa membantu mencarikan pekerjaan. 6. Maksimalkan Job Seeking VisaSebagai lulusan perguruan tinggi di Norwegia, imigrasi menawarkan opsi job seeking permit selagi mencari pekerjaan high-skill dan tidak termasuk asisten di TK ataupun pelayan restoran. Antara pekerjaan dan pengalaman kerja ataupun pendidikan sebelumnya juga harus relevan. Kalau memang lulusan Pedagogik atau Pendidikan, jangan melamar jadi asisten guru TK, tapi leader-nya langsung. Kecuali jika posisi asisten tersebut juga menyaratkan gelar pendidikan dan menawarkan gaji di atas di Norwegia ini kita tak perlu sponsor dari perusahaan hanya untuk dapat working permit. Asal berkualifikasi dan pekerjaan yang kita dapatkan itu sifatnya high-skill, kita sebagai pelamar bisa mendaftar sendiri ke imigrasi dengan menyertakan kontrak kerja yang posisi dan gajinya sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan. Kembali ke job seeking permit, kita bisa mendapatkan visa tipe ini maksimal hanya 12 bulan dan parahnya, tetap harus menyertakan jaminan hidup yang jumlahnya 2x lipat dari syarat study permit! Again, such a hard truth! Ketika baru lulus kuliah dan berniat cari kerja, kita malah disuruh melengkapi syarat jaminan hidup yang jumlahnya minimal NOK/bulan sekitar 37 juta Rupiah atau sekitar 400-an juta Rupiah selama 12 bulan. Jumlah ini tak harus berupa uang yang tersimpan di tabungan, tapi bisa juga uang bulanan dari keluarga atau gaji dari tempat lain. Gaji ini ditetapkan mengacu ke gaji minimum full-time tiap bulan untuk low-skill worker; semisal pegawai restoran atau cleaning lady. Jadi kalau hanya bisa bekerja paruh waktu di restoran saat masa studi, selulusnya kuliah kita bisa mengajukan posisi penuh waktu agar gajinya mampu memenuhi syarat juga sedang dalam proses mendaftarkan aplikasi job seeking permit dan beruntung gaji yang saya dapat dari magang jumlahnya mampu menutupi biaya jaminan. Ada banyak sekali lulusan baru yang menggunakan visa tipe ini. Namun karena sudah kelelahan bekerja di restoran demi menutupi biaya hidup, akhirnya lupa tujuan utama untuk mencari pekerjaan high-skill. Nobody says it would be easy karena banyak juga yang struggling satu tahun belum juga dapat kerja. It definitely takes time, namun jangan sampai lupa memanfaatkan waktu 12 bulan yang Bangun usaha sendiri jika mampuMalas apply kerja kanan kiri dan jadi budak perusahaan ― tapi di satu sisi belum ingin meninggalkan Norwegia? Kalau memang punya modal, mengapa tidak coba buka usaha di negara orang? Yes, it's possible! Untuk syarat lebih lengkapnya, silakan baca di jadi self-employed adalah kita hanya diberikan jaminan izin tinggal tiap satu tahun saja. Untuk tinggal lebih lama, kita harus mampu menunjukkan omzet usaha minimal setiap tahun yang jumlahnya tidak kurang dari yang sudah ditetapkan imigrasi. They're freaking strict karena kurang NOK 200 saja, aplikasi bisa ditolak mentah-mentah. Kalau memang punya privilege sumber keuangan dan kebetulan sudah merintis startup atau kafe bersama rekan lainnya, menurut saya, punya bisnis di negara orang sangat bisa dicoba. Semoga saja, nantinya kalian malah bisa membuka lowongan untuk membantu para lulusan baru yang sedang struggle saat cari kerja ⚘ ⚘ ⚘Jika hanya gara-gara punya gelar Master dari kampus top membuat kita tinggi hati, sebaiknya rendahkan ekspektasi. Di negara ini, punya gelar bukanlah trofi. Ada banyak sekali tempat kursus, sekolah vokasi fagskole, dan juga sekolah informal yang mencetak banyak lulusan siap kerja karena sistem belajarnya cenderung lebih hands-on. Tak punya gelar sarjana tak masalah karena masih bisa dikompensasi jika punya pengalaman kerja yang panjang. Keseringan, perusahaan cenderung lebih melihat pengalaman kerja ketimbang dimana almamater kita. Apalagi jika yang disandingkan adalah orang lokal lulusan sekolah vokasi tapi berpengalaman versus imigran yang baru saja lulus S2 dari kampus top. You know whom they'd definitely hire!Ending-nya, jika ditanya apakah saya berniat membangun karir di Norwegia, jawabannya iya. Tapi bisa jadi tidak, mengingat hidup saya di sini juga sangat tertekan selalu bergantung dengan izin tinggal. Kalau memang tempat ini bukan tempat yang tepat, saya merasa kembali ke Indonesia juga bukan pilihan yang buruk. 😌Good luck with your job hunting!
10 Tips Daftar Kuliah S1 dan S2 di Norwegia Norwegia, negara di utara Eropa dengan pesona alamnya yang indah serta kualitas hidup yang sangat baik, selalu masuk menjadi salah satu negara terbahagia di dunia. Tak hanya menarik minat banyak imigran untuk pindah dan bermukim, pesona Norwegia pun menjadikan negara ini sebagai salah satu tempat terbaik melanjutkan pendidikan. Meskipun biaya hidupnya tergolong sebagai salah satu tertinggi di dunia, namun fasilitas pendidikan yang merata dan bebasnya biaya di universitas publik menjadi magnet tersendiri bagi para mahasiswa internasional untuk berkuliah di banyak yang tahu bahwa selain kuliahnya bebas biaya, kualitas pendidikan di Norwegia juga tak kalah dengan kampus-kampus top lainnya di sekitaran Eropa. Tiap universitas memiliki konsentrasi ilmu di bidangnya masing-masing tanpa perlu berlomba siapa yang paling baik diantara semuanya. Yang saya suka, pendaftaran ke kampus-kampus Norwegia itu juga bebas biaya dan super simpel karena semua sistem sudah digital serta praktis. Bonusnya lagi, tak perlu travelling jauh untuk menikmati alamnya yang luar biasa indah, karena keluar rumah sedikit pun sudah disambut hutan yang rindang!Setiap setahun sekali, Norwegia membuka pendaftaran bagi mahasiswa internasional untuk semester musim gugur yang biasanya dibuka bulan Oktober-Desember. Beberapa kampus lainnya ada juga yang baru membuka pendaftaran Januari-Maret untuk kelas musim gugur di tahun yang sama. October is less than a month a way dan bagi kalian yang tertarik kuliah di Norwegia, berikut 10 tips yang perlu dibaca sebelum siap mengirimkan semua dokumen!1. Tentukan jurusan yang betul-betul ingin kamu pelajariMeskipun jurusannya mirip-mirip, tapi tiap kampus di Norwegia punya kurikulum yang tidak sama. Contohnya saya sekarang sedang belajar Entrepreneurship & Innovation Management di Universitas Oslo. Kalau dicek, di beberapa kampus lainnya juga ada jurusan serupa namun berbeda kualifikasi. Di Universitas Oslo, jurusan ini terfokus ke natural sciences, sementara di NTNU ke engineering dan BI Business School lebih berfokus ke ekonomi dan tiap kampus punya konsentrasi yang berbeda inilah, saya sarankan untuk memetakan jurusan yang cocok dengan minat atau pengalaman kerja kamu sebelumnya. Kamu lulusan Hukum namun punya pengalaman kerja di logistik internasional, mungkin saja memprioritaskan bidang Shipping ketimbang Public International Law. Bagi yang masih bingung ingin belajar apa, boleh juga memetakan jurusan lebih luas. Contohnya kamu lulusan Keguruan dan Ilmu Pendidikan, cari akar jurusan ini yang ilmunya cocok dengan minat mu. Bisa jadi kamu juga tertarik belajar ilmu pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus atau International Education Development yang terfokus ke pendidikan di negara-negara lengkapnya, silakan buka situs Study in Norway untuk mengecek jurusan di banyak kampus sebagai panduan dalam memetakan minat dan bakat!2. Pelajari dan kunjungi semua situs kampus Norwegia yang jurusannya selaras dengan minat, bakat, pengalaman kerja, atau jurusan S1 mu Setelah tahu ingin belajar apa dan yakin jurusan tersebut tersedia di Norwegia, silakan kunjungi situs kampus tersebut satu per satu. Seperti yang saya katakan di atas, antara satu kampus dan kampus lainnya memiliki kurikulum yang berbeda meskipun nama jurusannya sama. Cari tahu semua persyaratan, nilai minimum, serta dokumen apa saja yang kamu butuhkan untuk mendaftar. Di banyak situs kampus juga biasanya sudah disediakan daftar mata kuliah yang akan diajarkan, beserta detail lengkap kredit serta bahan ajarnya. Bandingkan bahan ajar antara satu kampus dan kampus lainnya, lalu tentukan mana yang jadi prioritas, dan cek apakah kamu memenuhi kualifikasi masuk jurusan-jurusan Norwegia, sangat sulit sekali untuk pindah jurusan kalau merasa tak ingin mengambil jurusan selinier S1 terdahulu. Alternatifnya, kamu bisa melampirkan referensi dari bos jika jurusan yang akan diambil berkaitan dengan profesi kerja sebelumnya. Contohnya, kamu mungkin tak ingin lanjut ke jurusan Sastra karena punya pengalaman panjang jadi jurnalis selulus kuliah. Ketimbang lanjut S2 di Sastra, kamu sebetulnya ingin lanjut ke Media Studies. Saran saya, tanya langsung ke pengajar ataupun profesor di kampus tersebut apakah kamu berkualifikasi meskipun tak memiliki degree di jurnalistik. Mungkin saja, justru referensi dari editor di tempat kamu bekerja sebelumnya bisa memiliki bobot sebagai bahan konsiderasi dua orang terpaksa harus mengulang kembali S1 di bidang tertentu, hanya karena merasa jurusan S1-nya dulu tak punya masa depan panjang jika harus lanjut S2 di Norwegia. Bagi kalian yang tertarik S1 di Norwegia, syarat utama untuk mendaftar adalah melampirkan ijazah SMA + ijazah/bukti minimal pernah 1 tahun kuliah level S1. Syarat ini diberlakukan agar pendidikan kita setara dengan pendidikan di Norwegia. Jadi kalau kamu ingin lanjut kuliah di Norwegia selulus SMA, saya sarankan berkuliah saja dulu selama satu tahun di Indonesia sebelum lanjut ke Norwegia. Informasi lebih lanjut untuk kuliah S1, silakan kunjungi situs NOKUT dan NUCAS The Norwegian Universities and Colleges Admission Service.3. Cek berapa banyak uang yang harus di deposito sebagai jaminanSebagai mahasiswa internasional, kita wajib melampirkan bukti finansial sebagai jaminan bisa berkuliah di Norwegia. Uang jaminan ini ditentukan berdasarkan biaya hidup di Norwegia selama 1 tahun tinggal. Setiap tahun, pihak imigrasi selalu mengubah biaya tersebut dan saya sangat menyarankan untuk mengecek langsung ke situs imigrasi UDI. Contohnya untuk tahun 2020, biaya jaminan yang wajib dipenuhi oleh mahasiswa internasional adalah NOK sekitar 205 juta Rupiah. Kalau kampus incaran kalian menerapkan biaya kuliah, jumlah biaya kuliah selama 1 tahun juga harus dihitung di luar biaya jaminan banyak sekali pertanyaan mengenai biaya jaminan ini seperti; apakah boleh jika ditanggung sponsor, apakah uang tersebut harus diendapkan sampai kuliah selesai, atau apakah uang tersebut boleh diambil pertama, uang tersebut harus ada di tabungan atas nama kamu sendiri. Jadi misalnya kamu baru ingin daftar kuliah dan wajib melampirkan bukti finansial sebagai syarat pendaftaran. Di tahap ini, kamu boleh meminta bantuan sponsor untuk menjamin uang tersebut dengan hanya mengisi formulir tertentu dan melampirkan bukti tabungan pihak sponsor. Tapi kalau dinyatakan diterima di kampus tersebut, si sponsor harus sesegera mungkin mentransfer semua uang jaminan ke rekening kampus. Tujuan untuk apa, agar uang tersebut terlampir atas nama kamu pribadi sebagai syarat mengajukan study permit dan visa ke setibanya di Norwegia dan punya bank lokal atas nama pribadi, pihak kampus juga akan sesegera mungkin mentransfer semua uang tersebut ke rekening kamu. Jadi tidak sama seperti kampus-kampus di Eropa Barat yang uangnya akan ditransfer setiap bulan, kamu akan memiliki semua uang yang dideposito sebagai bekal hidup selama setahun. 4. Cek apakah kamu memerlukan sertifikat bahasa InggrisYang ini juga banyak tak tahu. Padahal kalau kamu tahu dan berkualifikasi, bisa menghemat waktu dan biaya untuk tes kemampuan bahasa. Kita sejatinya tahu bahwa momok paling menakutkan untuk kuliah di luar negeri adalah melampirkan sertifikat kemampuan bahasa yang nilainya harus memenuhi standar. Padahal, ada syarat yang memungkinkan kita untuk mendapatkan pengecualian tanpa melampirkan sertifikat tersebut!Silakan cek bagian persyaratan bahasa di situs kampus, lalu lihat apakah kamu bisa mendapatkan pengecualian. Pengecualian ini contohnya, kamu sudah pernah kuliah minimal 1 tahun atau S1 full-time di negara yang bahasa pengantarnya adalah bahasa Inggris, seperti Australia, Inggris, Irlandia, Kanada, dan Amerika Serikat. Atau kamu juga bisa mendapatkan pengecualian jika pernah kuliah S1 atau S2 di Indonesia atau negara lain yang bahasa pengantar kuliahnya adalah bahasa Inggris. 5. Terjemahkan semua dokumen ke penerjemah tersumpahKarena sifatnya akademis, terjemahkanlah semua dokumen seperti ijazah dan transkrip nilai ke penerjemah tersumpah. Carinya dimana, Googling! Ada banyak sekali penerjemah tersumpah di Indonesia yang jasanya bisa kamu temukan di internet. Harganya pun tak sama di semua tempat, namun berkisar antara 100-200 ribu Rupiah per bedanya apa antara penerjemah tersumpah dan penerjemah biasa? Penerjemah tersumpah adalah orang-orang yang telah lulus dari ujian kualifikasi penerjemahan yang diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Budaya di Universitas Indonesia dengan nilai A. Dengan kelulusan ini, para penerjemah tersumpah akan diambil sumpahnya oleh Gubernur DKI Jakarta dan pengukuhan dilakukan melalui Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta. Terjemahan tersumpah diakui sebagai terjemahan yang diterima secara resmi dari dokumen hukum atau dokumen apapun yang perlu diterima dalam situasi hukum, seperti akta kelahiran, deklarasi akademis, rapor, dan lain ke kualitas hasil terjemahan, sebetulnya sangat subjektif karena tidak ada jaminan hasil terjemahan penerjemah tersumpah lebih baik dari hasil terjemahan penerjemah biasa. Perbedaan hanya terletak pada aspek legalitas dokumen tersebut dengan pembubuhan tanda tangan dan stempel resmi di tiap halaman. Saya sudah tiga kali memakai jasa penerjemah tersumpah dan harus bolak-balik minta koreksi karena bahasa akademik yang mereka gunakan saat menerjemah mata kuliah saya kurang tepat. Harganya pun juga tidak terlalu beda dari penerjemah terbiasa hanya karena mereka sudah disumpah. But again, kalau kalian berniat kuliah di luar negeri, gunakanlah jasa penerjemah tersumpah agar hasil terjemahan yang dihasilkan legal dan sama dengan isi dokumen Persiapkan CV, surat motivasi yang baik, serta lampiran akademik lainnyaUntuk mendaftar ke kampus di Norwegia, kamu tak hanya butuh dokumen kelulusan semisal ijazah dan transkrip saja, namun juga tambahan dokumen lainnya. Untuk beberapa jurusan, kamu bahkan diharuskan menyertakan CV yang sifatnya akademis ketimbang profesional. CV ini tak hanya menjelaskan tentang daftar riwayat kerja mu terdahulu, tapi juga judul skripsi, konsentrasi ilmu, kegiatan ekstrakurikuler yang pernah kamu ikuti, serta daftar referensi dosen atau bos terdahulu. Saya sangat menyarankan mencari contoh CV akademis via internet, ketimbang asal tulis. Isi CV ini sangatlah berbeda dari CV lain yang mungkin selama ini kamu tahu. Panjangnya maksimal 2 halaman dan desainnya lebih simpel ketimbang jenis CV profesional dengan warna serta desain yang adalah surat motivasi yang mesti kamu tulis untuk mendeskripsikan minat serta bakat dalam satu halaman penuh. Surat motivasi ini punya bobot yang cukup berat mengingat banyak jurusan di Norwegia super kompetitif karena banyak sekali pelamarnya. Profesor saya di kampus, betul-betul membaca satu per satu surat motivasi yang masuk untuk mengetahui seserius apa si pendaftar terhadap jurusan yang ingin ia yang bertanya, apakah surat motivasi ini harus dibuat satu per satu untuk tiap jurusan, ataukah cukup satu saja. Saya sarankan, tulislah surat yang berbeda untuk tiap jurusannya. Tahun lalu saya melamar ke tiga jurusan berbeda yang masing-masing jurusan punya motivasi berbeda pula. Luangkan waktu yang cukup saat menulis surat ini dan sering-seringlah meminta pendapat teman, keluarga, atau guru bahasa Inggris untuk mengecek grammar error. Karena sifatnya juga personal, tanyalah pada diri mu sendiri tentang apa yang bisa kamu jual dari potensi yang kamu punya serta apa yang ingin kamu capai atau harapkan saat belajar di kampus kampus di Norwegia tak mewajibkan calon pendaftar menyertakan referensi dari dosen pembimbing, tapi kamu boleh saja meminta surat rekomendasi dari dosen atau bos terdahulu. Beberapa jurusan bahkan menjadikan surat ini sebagai bahan pertimbangan saat menyeleksi para pendaftar. Surat rekomendasi juga dapat menjelaskan lebih konkrit tentang skill dan pengalaman kerja yang tak cukup diceritakan dalam surat tambahan lain adalah silabus kuliah di jurusan mu sebelumnya. Menurut saya, syarat ini sangat membebankan mengingat mayoritas kampus di Indonesia tidak memiliki struktur mata kuliah seperti di Norwegia yang sangat transparan dan lengkap menjelaskan tentang jumlah kredit, tujuan pembelajaran, serta detail bahan ajar lainnya. Kalau pun ingin meminta silabus tersebut, kita harus menghubungi dosennya langsung dan menerjemahkan semua konten ke bahasa Inggris. Mengapa silabus ini dibutuhkan, untuk melihat seberapa liniernya mata kuliah S1 kita dengan mata kuliah di kampus Norwegia. Contohnya, kamu ingin melamar S2 di jurusan Fisika. Tapi apakah semua mata kuliah yang kamu pelajari saat S1 kreditnya memenuhi kualifikasi, itu yang pihak juri tak tahu hanya dari melihat transkrip mu. Makanya dengan bantuan silabus tersebut, pihak juri lebih jelas menyeleksi apakah mata kuliah yang sudah kamu pelajari kreditnya bisa Usahakan mendaftar ke lebih dari satu tempatUntuk orang cerdas sekelas Maudy Ayunda pun, tetap memilih Harvard sebagai kampus cadangan jikalau tak diterima di Stanford. Sama halnya jika kamu ingin mendaftar kuliah ke Norwegia, saya menyarankan untuk melamar ke lebih dari satu tempat untuk jaga-jaga. Saya tahu, mungkin kamu cenderung ingin kuliah di satu kampus tertentu. But you never know. Beberapa jurusan super kompetitif dan hanya berapa persennya saja yang diterima. Contohnya di bawah ini adalah data dari jurusan International Business and Marketing di NTNU untuk tahun 2019. Pada tahun tersebut, jumlah pelamar yang mendaftar adalah 735 orang, dengan percentage rate diterima hanya 90 orang atau 12 persen. Dari 90 orang ini, 65 orang menerima offer namun akhirnya yang show up sejak hari pertama menjadi 55 orang dari itu, di step pertama di atas saya sudah menyarankan untuk memetakan potensi mu lewat jurusan potensial yang ingin kamu pelajari nantinya. Contohnya kamu lulusan Sosial Politik yang sangat tertarik lanjut S2 di Global Development. Meskipun kamu sudah sangat yakin akan diterima di kampus A, tetap ada baiknya mencari cadangan lain di kampus B atau C. Mungkin saja kampus B dan C tak punya jurusan yang kamu inginkan, tapi carilah jurusan lain yang tetap menarik minat mu. Bisa jadi kamu tertarik belajar European Studies di kampus B atau Gender Studies di kampus mendaftar kuliah tahun lalu, saya sengaja memilih 3 kampus dengan jurusan yang berbeda-beda. Saya lulusan Fisika, tapi tak mau lagi belajar Fisika dan ini jadi tantangan berat mengingat saya tak bisa seenaknya banting setir ke jurusan lain. Tapi untuk jaga-jaga, saya memetakan minat lebih luas dengan menghubungkan jurusan tersebut ke pekerjaan dengan banyak kampus di Eropa lainnya, di Norwegia, kamu bisa mendaftar ke banyak kampus secara gratis! Tak perlu rugi juga menyebar aplikasi kemana-mana karena pendaftarannya tak dipungut biaya apapun dan yang kamu perlu lakukan hanya mengirim semua dokumen via digital. Kecuali kamu lulusan dari kampus dari beberapa negara yang lebih spesifik semisal Cina, maka dokumen harus dikirimkan langsung via pos dari kampus Masuk tanpa tesSatu lagi pertanyaan yang sering ditanyakan, yaitu apakah ada ujian seleksi masuk ke kampus di Norwegia? Jawabannya, tidak ada! Meskipun baru akan memulai S1 di Norwegia, satu-satunya seleksi yang akan disaring adalah lewat nilai transkrip ijazah serta surat motivasi yang kamu lampirkan. Perlu diingat juga bahwa untuk S1 berbahasa Inggris, kamu tetap akan bersaing dengan para pendaftar internasional lainnya. Sementara jika tertarik masuk ke jurusan berbahasa Norwegia, kamu wajib melampirkan sertifikat bahasa Norwegia seminimal-minimalnya level B2 untuk S1 dan C1 untuk S2. Untuk mendaftar kuliah S1 berbahasa Norwegia, beberapa jurusan menerapkan poin yang jumlahnya dihitung berdasarkan banyak faktor, contohnya umur, gender, dan transkrip untuk jurusan seni seperti fine art atau arsitektur, ada tambahan portofolio yang harus kamu lampirkan. Portofolio ini adalah nilai jual ke pihak juri untuk mengetahui apakah karya mu masuk kualifikasi jurusan tersebut. Beberapa kampus di Norwegia juga menggelar wawancara bagi para pendaftar yang karyanya butuh deskripsi lebih mendalam. Lalu kalau tertarik masuk ke jurusan musik, akan ada audisi tambahan untuk lebih mengetahui kompetensi mu memainkan alat berminat lanjut S2 ke jurusan Bisnis dan Manajemen, maka salah satu tes tambahan yang harus kamu lakukan adalah mendapatkan skor GMAT. Tes ini sering digunakan sebagai syarat masuk perguruan tinggi yang berfokus ke analisa tabel, logika, dan kemampuan penalaran Matematika. Skor GMAT diberikan dalam nilai 200-800 dan digunakan sebagai kriteria untuk mengevaluasi pendaftar serta mengukur kemampuan khusus yang penting dalam studi manajemen. Untuk masuk ke jurusan Bisnis, skor GMAT yang kamu butuhkan seminimalnya good to know your competitors dan melihat seberapa kompetitifnya jurusan yang kamu lamar dari situs database NSD. Situsnya menggunakan bahasa Norwegia, tapi dari sana kamu bisa mengecek berapa persenkah peluang mu untuk mendapatkan offer di jurusan tersebut. Meskipun tercantum hanya menerima 25 orang saja per tahun, namun pihak jurusan biasanya akan memberikan study offer ke lebih dari 25 orang. Kalau memang tak menemukan jumlah resmi berapa orang yang diterima setiap tahun, saya sarankan segera menanyakan langsung ke administrasi Pastikan mendaftar beasiswa tepat waktuKarena belajar di kampus publik Norwegia itu bebas biaya kuliah, maka tidak ada beasiswa yang disediakan bagi mahasiswa internasional. Untuk beberapa kampus swasta berbayar, ada program beasiswa tertentu yang disediakan secara parsial dengan memotong sekian persen biaya far, tidak banyak program beasiswa penuh yang saya tahu selain mencoba melamar beasiswa dari pemerintah Indonesia. Selain mempersiapkan semua dokumen untuk mendaftar kuliah, tetap persiapkan semua hal yang kamu butuhkan jika berminat mencari beasiswa ini. Keep an eye semua kesempatan yang bisa kamu dapatkan, tanpa terburu-buru terkejar Banyak-banyak BACA dan tanya ke institusi terkait!Tak ada tip lain yang bisa saya berikan selain be active!! Keseringan, semua informasi yang kamu butuhkan itu sudah tersedia di internet. Situs kampus di Norwegia pun sudah super lengkap menyediakan banyak informasi penting bagi para mahasiswa internasional mulai dari syarat pendaftaran, cara mendapatkan study permit, hingga masalah biaya bulanan dan housing. Baca, baca, dan baca semua tautan yang mengandung informasi tersebut!Kalaupun tak menemukan jawaban atas banyak pertanyaan, jangan ragu untuk segera menghubungi langsung kampus terkait atau para pengajar di jurusan tersebut. Alamat email semua dosen, periset serta profesor bisa ditemukan dengan sangat mudah via situs kampus. Jangan ragu untuk menghubungi mereka dan menjelaskan tentang motivasi mu masuk ke jurusan tersebut, tanpa perlu pusing-pusing memikirkan masalah tata bahasa karena orang Norwegia itu super simpel tanpa hierarki. Please upgrade your Googling skill dan berhentilah bertanya hal-hal standar ke orang awam yang sebetulnya pertanyaan tersebut sudah terjawab di situs kampus incaran mu!Dari banyak tips yang sudah saya berikan di atas, semoga bisa membantu mu mempersiapkan semua hal sebelum mendaftar kuliah ke Norwegia! Ingat, yang ingin kuliah di luar negeri itu tak hanya kamu sendiri. Banyak orang Indonesia bermimpi bisa lanjut kuliah di negeri nan dingin di Eropa Utara ini. Namun yang membedakan mimpi ini tercapai atau tidak, salah satunya adalah usaha dalam merealisasikan mimpi from now on, stop cuma bermimpi dan persiapkan semuanya dengan maksimal! Petakan kemampuan, rajin mengunjungi situs kampus pilihan, latihan membuat surat motivasi, cari beasiswa atau semakin giat menabung, hingga aktif mengecek informasi tentang biaya hidup dan kultur di Norwegia, meskipun kamu sendiri belum tahu akan diterima atau tidak. Kalau kebetulan menemukan orang yang sedang berkuliah di jurusan yang ingin kamu ambil, it might be better to ask apa saja pengalamannya belajar selama ini. Tapi tentu saja, jangan manja menanyakan semua hal karena tak semua orang juga nyaman memberikan banyak informasi secara detail. Good luck for your admission!
Tidak ada dua cara untuk melakukannya Skandinavia itu mahal. Faktanya, Oslo memiliki biaya hidup tertinggi dibandingkan ibu kota mana pun di dunia. Ini berarti Anda harus menganggarkan dengan hati-hati. Temukan program Ingin belajar di Norwegia? Temukan & bandingkan program Cari Siswa internasional dapat menemukan diri mereka belajar tepat di seluruh Norwegia, tetapi, karena Oslo adalah ibukotanya, biaya ini akan mencerminkan biaya hidup di sana. Beberapa biaya hidup rata-rata di Oslo dalam NOK dan USD adalah Sewa bulanan apartemen 1 kamar tidur $ 1550 * Utilitas rata-rata bulanan 1200NOK $ 140 Tiket transportasi umum bulanan 770NOK $ 90 Makanan restoran murah 180NOK $ 20 Kopi 40NOK $ 4,80 Susu 1 liter 18NOK $ Sayuran 1kg 20NOK $ 2,40 Telur lusin 35NOK $ 4,20 Air 1,5 liter 20NOJ $ 2,40 ** Ayam 1kg 130NOK $ 15,60 Anggur botol 150NOK $ 18 Roti roti 30NOK $ 3,60 * Sewa di Norwegia bisa mahal. Itu sebabnya banyak siswa, baik Norwegia maupun internasional, memilih tinggal di koridor. Ini seperti asrama di AS. ** Anda dapat meminum air keran di Norwegia, jadi Anda tidak perlu memperhitungkannya dalam pengeluaran sehari-hari. Krone Norwegia sangat terkait dengan harga minyak, sehingga bisa sangat berfluktuasi. Itu berarti konversi ini bisa berubah. Biaya hidup rata-rata untuk satu orang di Oslo adalah sekitar $ 1280 per bulan. Ini tidak termasuk sewa. Seperti di banyak negara, sewa dihitung sebagai biaya terpisah di Norwegia. Norwegia sebagian besar dilayani dengan kartu. Pembayaran chip-and-pin dan contactless adalah hal yang biasa. Faktanya, beberapa tempat, terutama di kota, bahkan tidak menerima uang tunai. Karena Norwegia adalah negara yang mahal, banyak siswa memilih untuk mengambil pekerjaan paruh waktu saat mereka belajar. Anda tidak perlu tahu bahasa Norwegia untuk mendapatkan pekerjaan di Norwegia. Tetapi bisa jadi sulit untuk mendapatkan pekerjaan di luar Oslo dan Bergen tanpa setidaknya sedikit pengetahuan tentang itu karena kebanyakan orang Norwegia juga berbicara bahasa Inggris. Untuk perawatan kesehatan, Norwegia memiliki sistem yang bagus. Perawatan kesehatannya universal, yang gratis atau hampir gratis di titik akses. Izin tinggal Anda memberi Anda akses ke perawatan kesehatan untuk banyak hal. Anda dapat menemukan pusat kesehatan di seluruh negeri, bahkan di lebih banyak daerah pedesaan. Gambaran Norwegia dikenal sebagai Land of the Fjords. Tapi ada lebih banyak hal di negara ini selain keindahan alam. Bagian ini memberi Anda gambaran tentang bagaimana rasanya belajar di Norwegia. Belajarlah lagi Pendidikan di Norwegia Ingin mempelajari tentang cara kerja sistem pendidikan tinggi di Norwegia? Norwegia adalah tujuan populer bagi beragam siswa, mengingat programnya yang beragam, pendidikan gratis, serta budaya dan sejarahnya. Luangkan waktu sebentar untuk mengetahui lebih lanjut tentang struktur sistem pendidikan di Norwegia! Belajarlah lagi Visa & Izin Pelajar Apakah Anda memerlukan visa untuk masuk ke Norwegia untuk belajar? Pelajari lebih lanjut tentang proses visa pelajar, dan apa yang Anda butuhkan untuk memasuki negara tersebut, tergantung pada status warga negara Anda. Anda juga akan diminta untuk membawa dokumen-dokumen tertentu untuk Anda kontrol paspor di bandara, yang juga kami liput. Belajarlah lagi Biaya Pendidikan & Beasiswa Biaya kuliah untuk program gelar di Norwegia dapat bervariasi. Namun secara umum pendidikan di perguruan tinggi negeri gratis bagi semua mahasiswanya. Untuk menutupi sisa biaya, ada banyak peluang beasiswa. Belajarlah lagi Bahasa & Budaya Cari tahu lebih lanjut tentang apa yang ditawarkan Norwegia dalam hal bahasa, budaya, masakan, dan banyak lagi! Belajarlah lagi Proses aplikasi Tenggat waktu untuk mendaftar semester musim gugur di sebagian besar universitas adalah pada bulan Juni, namun, mahasiswa internasional sangat disarankan untuk mendaftar sedini mungkin dan memberikan waktu untuk memilah-milah rinciannya. Belajarlah lagi Program Siap melihat pendidikan di Norwegia? Gunakan mesin pencari kami untuk menemukan dan membandingkan program-program populer di Norwegia. Belajarlah lagi
kuliah sambil kerja di norwegia