Laluanda menggunakan berbagai cara menaikkan pH air dan beberapa jam kemudian ikan di aquarium mati semua karena (tanpa anda sadari) pH nya justru terlampau tinggi. Studi kasus 2: Anda memiliki usaha depot air isi ulang yang dari hasil test laboratorium tertulis pH airnya 7, ini adalah pH yang normal. CaraMengukur LAT (Lobster Air Tawar) Cara Mengukur LAT sebenarnya sangat gampang, tidak perlu sampai di ukur ke Pos Yandu atau ke Badan Metreologi, hehehehee :-) Caranya ialah Lobster Raksasa FISHALL SUPER PH UP MENAIKAN PH AIR AQUARIUM di Tokopedia ∙ Promo Pengguna Baru ∙ Cicilan 0% ∙ Kurir Instan. Beli FISH ALL SUPER PH UP MENAIKAN PH AIR AQUARIUM di Pesucuatic. Promo khusus pengguna baru di aplikasi Tokopedia! Download Tokopedia App. Tentang Tokopedia Mitra Tokopedia Mulai Fast Money. - Penting bagi Anda untuk mempelajari kondisi akuarium dan memahaminya. Ini akan bermanfaat untuk membantu Anda mengatasi masalah-masalah yang berkaitan dengan akuarium Anda. Salah satu yang penting untuk dipelajari adalah tentang pH air. PH adalah ukuran ion hidrogen dalam larutan. Larutan netral memunyai pH 7, asam lebih rendah dari 7, dan basa lebih besar dari 7. Jika pH air ini tidak seimbang, ikan Anda mungkin tidak akan berkembang dan mati begitu saja. Oleh karena itu, mempelajari pH air akuarium sangat disarankan. Baca Juga Ini Dia Manfaat Cacing untuk Pakan Ikan Hias Pentingnya pH Air dalam Akuarium Sama seperti makhluk hidup pada umumnya, pH air bagi ikan sangat penting untuk menentukan keberlangsungan hidupnya. Misalnya, manusia yang membutuhkan pH air 6-7 untuk minum sehari-hari, ikan umumnya juga membutuhkan pH air tawar antara 5,5 dan 7,5 untuk hidup. Jumlah pH dalam air menentukan kadar oksigen yang terlarut di dalamnya. Semakin rendah pH air, maka semakin banyak oksigen yang tersedia. Sementara pH yang lebih tinggi berarti lebh sedikit oksigen di dalamnya. Padahal, ikan sangat membutuhkan oksigen di dalam air, meski ada beberapa ikan yang dapat bertahan di pH air tinggi. Dilansir dari Fish Keeping Wisdom, tingkat pH yang tinggi dalam akuarium dapat membuat airnya basa dan menimbulkan ancaman serius bagi ikan Anda serta lingkungannya. Tingkat pH yang tinggi dapat menyebabkan ikan Anda kehabisan energi dan menyebabkan beberapa penyakit. Oleh karena itu, permasalah ini perlu segera diatasi untuk mencegah kematian ikan. Penyebab pH Tinggi Setelah Anda melakukan pengujian pH dan mendapati pH air melampaui batas normal, Anda perlu mengetahui penyebab-penyebabnya agar bisa mengatasinya. Ada beberapa hal yang menyebabkan pH akuarium naik. Dilansir dari The Spruce Pets, penyebab paling utama adalah pH tinggi berasal dari sumber air Anda. Sebab, semua wilayah perairan memiliki pH yang berbeda-beda. Oleh sebab itu, sangat penting bagi Anda untuk mengetes kondisi air sebelum menggunakannya untuk akuarium. Penyebab kedua paling umum adalah banyak tanaman atau aktivitas alga di dalam akuarium. Tumbuhan dan ganggang bertahan hidup dengan cara fotosintesis dan respirasi. Respirasi menggunakan oksigen untuk menciptakan energi, karbon dioksida, dan air. Sementara fotosintesis menggunakan energy cahaya untuk mengambil karbon dioksida dan air untuk membuat oksigen. Dengan menghilangkan karbon dioksida dari lingkungan dan tidak mengubah alkalinitas karbonat, pH air akan naik secara perlahan yang akan semakin cepat bergantung total kehidupan tanaman di kolam akuarium Anda. Penyebab lainnya adalah berasal dari substrat yang melepas kation ke dalam air Anda dan menaikkan pH air. Batu apung adalah salah satu yang dapat meningkatkan kadar pH air. Selain itu, tidak menggunakan filterasi dan penggunaan bahan kimia untuk memurnikan air juga dapat memengaruhi pH air. Baca Juga Seberapa Sering Seharusnya Mengganti Air Akuarium? Cara Mengatasi Tinggi pH air tentu saja dapat diatasi dengan beberapa hal juga. Namun, Anda perlu mengetes tingkat pH air sebelum mengatasinya. Sebab, jika sembarangan dan membuat pH terlalu turun, ini akan membuat ikan muda kesulitan hidup. Apalagi ada banyak spesies ikan yang tidak bisa hidup dalam kisaran pH air rendah. Cara menangani pH air yang tidak stabil adalah dengan melakukan pergantian air secara rutin paling tidak 2-3 minggu sekali. Lakukan pergantian air cukup sekitar 20% dari seluruh volume air akuarium. Mengganti air sedikit demi sedikit secara rutin jauh lebih baik daripada mengganti dalam jumlah besar tetapi jarang-jarang. Selain itu, membersihkan sisa-sisa makanan juga akan membantu menstabilkan pH air Kedua, Anda dapat meletakkan kayu apung atau lumut gambut di bagian bawah akuarium untuk menetralisir pH air. Terutama di letakkan di atas substrat yang menghiasi akuarium Anda. Cara terakhir untuk menurunkan pH adaah dengan menambahkan cuka. Zat ini sebenarnya sangat baik juga untuk membersihkan kaca interior akuarium Anda. Namun, jangan sampai berlebihan ya, Mom. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Unduh PDF Unduh PDF Tingkat pH akuarium sangat penting karena dapat memengaruhi jumlah oksigen di dalam air, yang berkontribusi pada kesejahteraan ikan. Kebanyakan akuarium dapat menjadi habitat yang baik dengan pH 6-8. Namun, jika ikan terlihat sakit atau lesu dan Anda telah memastikan hal itu disebabkan oleh pH air, ada baiknya untuk menurunkannya. Sebagian ikan juga lebih nyaman berada di akuarium dengan tingkat pH lebih rendah. Untuk menurunkan pH, tambahkan bahan alami seperti kayu apung, lumut gambut, dan daun almon ke dalam akuarium. Anda juga dapat membeli filter osmosis berbalik sebagai opsi jangka panjang. Ingatlah bahwa Anda harus membersihkan dan memelihara akuarium untuk menjaga agar pH tetap rendah dan memastikan ikan dalam keadaan sehat. 1 Gunakan 1-2 potong kayu apung sebagai opsi alami yang memberi solusi cepat. Kayu apung melepaskan asam tanat ke dalam air sehingga secara alami menurunkan pH akuarium. Carilah kayu apung yang khusus untuk akuarium, tanpa pewarna, tanpa bahan kimia atau pengawet di toko hewan lokal atau di internet. Pilih 1-2 potong kayu apung yang berukuran cukup kecil sehingga mudah ditempatkan di akuarium.[1] Anda dapat menggunakan kayu apung yang dijual untuk kandang reptil asalkan tidak diproses atau diwarnai dengan bahan kimia. Namun, perlu diingat bahwa kayu ini tidak dirancang untuk digunakan di dalam air sehingga akan mengapung di akuarium dan Anda harus menggunakan pemberat untuk menyiasatinya. Kayu apung dapat menjadi solusi jangka pendek yang baik, tetapi tidak ideal untuk menurunkan pH air dalam jangka panjang. 2 Rebus atau rendam kayu apung sebelum memasukkannya ke akuarium. Kayu apung dapat mengubah warna air jika Anda langsung memasukkannya ke akuarium. Untuk menghindarinya, rendam kayu di dalam air selama 1-2 minggu sebelum menaruhnya di akuarium.[2] Namun, perlu diingat bahwa perubahan warna air akibat kayu disebabkan oleh kandungan tanin yang sama yang dapat menurunkan pH air. Pilihan lain adalah merebus kayu apung di dalam air selama 5-10 menit. Langkah ini bisa menjadi pilihan yang baik, apalagi jika Anda mengumpulkan kayu apung sendiri. Setelah direndam atau direbus, kayu bisa dimasukkan ke akuarium dan akan menjalankan fungsinya secara alami. Tunggu sampai kayu mencapai suhu ruang terlebih dahulu jika Anda merebusnya. Kayu apung dapat didiamkan di dalam akuarium selama beberapa tahun untuk membantu menurunkan pH air, tetapi Anda akan melihat perubahan drastis dalam beberapa minggu atau bulan pertama. Setelah itu, efek kayu pada pH akan berkurang. 3 Gunakan lumut gambut jika Anda tidak keberatan sedikit repot menyiapkannya. Lumut bekerja dengan cara yang sama seperti kayu apung, tetapi Anda harus menyiapkannya terlebih dahulu agar dapat digunakan dengan aman di akuarium. Belilah lumut gambut di toko hewan lokal atau di internet. Pastikan Anda memilih lumut yang memang ditujukan untuk penggunaan di akuarium. Dengan begitu, Anda dapat memastikan lumut tidak mengandung bahan kimia atau pewarna.[3] Jika Anda tidak ingin menambahkan lumut gambut secara langsung di dalam akuarium, Anda dapat memasukkannya ke wadah terpisah berisi air keran yang teraerasi. Kemudian, gunakan air tersebut saat Anda harus mengganti air akuarium untuk menciptakan lingkungan dengan pH yang lebih stabil. 4 Rendam lumut gambut selama 3-4 hari sebelum dimasukkan ke akuarium. Jika Anda berniat menambahkan lumut secara langsung ke dalam akuarium, tempatkan lumut di dalam ember berisi air keran untuk merendamnya. Langkah ini akan mencegah lumut mengubah warna air akuarium menjadi kuning atau cokelat.[4] Namun, ketahui bahwa perubahan warna ini berhubungan dengan kandungan tanin yang sama yang dapat mengurangi alkalinitas air. 5 Masukkan lumut ke kantong filter atau stoking agar tidak mengapung. Jangan langsung menaruhnya ke dalam akuarium begitu saja karena lumut akan mengapung dan tidak dapat bekerja secara efektif. Anda dapat membeli kantong filter khusus untuk akuarium atau membuatnya sendiri dengan memotong bagian kaki stoking nilon dan mengikatnya. Mulailah dengan memasukkan sejumlah kecil lumut ke dalam kantong untuk mengurangi pH secara bertahap.[5] Jika menggunakan teknik ini, Anda harus memantau tingkat pH air secara rutin. Menambahkan lumut gambut secara langsung ke akuarium alih-alih mengganti air dengan air yang sudah diproses dengan lumut gambut akan membuat pH air kurang stabil.[6] Anda juga dapat menempatkan lumut gambut di dalam saringan air akuarium untuk menurunkan pH. Pantaulah pH akuarium karena terlalu banyak lumut dapat menyebabkan pH anjlok hingga di bawah 4, yang terlalu asam untuk kebanyakan ikan. Anda mungkin perlu menambah atau mengurangi jumlah lumut dari waktu ke waktu, tergantung tingkat pH di dalam akuarium. Ganti lumut gambut setelah kemampuannya menurunkan pH mulai berkurang. Lakukan pengujian secara rutin untuk memastikan pH air masih dalam kisaran yang sehat. 6 Gunakan 2-3 lembar daun almon untuk meningkatkan keasaman air akuarium. Sama seperti kayu apung atau lumut gambut, daun almon membantu menurunkan pH akuarium secara alami dengan melepaskan asam tanat. Selain itu, daun almon juga bisa berfungsi sebagai hiasan dan memberikan tempat persembunyian alami untuk ikan.[7] Carilah daun almon di toko hewan lokal atau di internet. Daun ini biasanya dijual dalam bentuk kering dan dikemas dalam bentuk potongan panjang. Daun yang direndam di dalam akuarium akan mengubah air menjadi kekuningan. Perubahan warna ini mungkin kurang menarik, tetapi hal itu disebabkan oleh tanin yang sama yang dapat menurunkan pH dan melembutkan air di dalam akuarium. 7 Aturlah daun di beberapa tempat di dasar akuarium. Tempatkan daun almon di dasar akuarium agar dapat membantu menurunkan pH. Daun juga berfungsi sebagai elemen dekoratif yang cantik di dasar akuarium bagi ikan. Ganti daun setelah 6 bulan hingga 1 tahun. Anda juga dapat menggantinya jika daun tidak lagi memberi efek yang diinginkan terhadap pH air atau jika daun mulai robek atau rusak. Iklan 1 Belilah filter osmosis berbalik di toko hewan lokal atau di internet. Filter osmosis berbalik RO memurnikan air menggunakan membran semipermeabel. Filter ini akan menahan air dan ion yang lebih kecil di dalam akuarium dan menyingkirkan ion yang lebih berat, seperti timbal, klorin, dan polutan air lainnya. Filter semacam ini biasanya dijual dengan harga lebih dari Rp1 juta, tetapi ini merupakan solusi jangka panjang yang ideal untuk menurunkan alkalinitas akuarium dan menjaga tingkat pH tetap stabil.[8] Anda mungkin dapat membeli filter RO dengan harga lebih murah di internet. Filter RO layak dipertimbangkan jika air keran mengandung mineral air sadah dan Anda tidak ingin menghabiskan banyak waktu untuk menyesuaikan pH akuarium secara manual. Anda dapat menentukan apakah air keran termasuk air sadah dengan melakukan tes menggunakan alat uji atau membawa sampel air ke toko hewan yang dapat dipercaya. 2 Pilih filter RO berdasarkan ukuran akuarium dan anggaran Anda. Perangkat ini tersedia dengan dua sampai empat tahap penyaringan. Semakin tinggi tahapan dan ukuran, semakin mahal.[9] Filter RO 2 tahap cukup ideal jika Anda memiliki akuarium lebih kecil dengan ruang terbatas. Harga yang Anda bayar akan sepadan. Filter RO 2 tahap dilengkapi blok karbon dan membran RO. Perangkat ini paling cocok untuk akuarium yang sangat kecil dan diisi dengan air PAM. Anda harus mengganti blok karbon secara rutin karena bisa habis atau tersumbat. Filter RO 3 tahap berukuran lebih besar dan cocok untuk akuarium yang lebih besar, tetapi harganya lebih mahal. Di sisi lain, filter 3 tahap ini cenderung lebih awet dibanding filter 2 tahap. Perangkat ini juga dilengkapi filter mekanik selain blok karbon dan membran. Anda harus mengganti filter mekanik 2-4 kali setahun dan blok karbon serta membran 1-2 kali setahun. Filter RO 4 tahap memberikan tingkat penyaringan tertinggi yang bisa Anda beli untuk akuarium dan merupakan model terbesar. Filter jenis ini biasanya paling mahal. Perangkat ini terdiri dari blok filtrasi tambahan, seperti blok mekanik atau kimia, blok karbon ekstra, atau blok deionisasi. Jika Anda tidak tahu mana pilihan yang paling tepat untuk akuarium, berkonsultasilah dengan petugas di toko hewan. 3 Alirkan air melalui filter RO dan gunakan untuk mengisi akuarium. Kebanyakan filter RO memiliki tiga tabung. Satu tabung terhubung ke pasokan air, misalnya keran yang biasa Anda gunakan untuk mengalirkan air ke mesin cuci. Tabung lain digunakan untuk mengalirkan air melalui filter RO ke wadah untuk mengumpulkan air, misalnya ember atau wadah lainnya. Tabung ketiga berfungsi menghilangkan air limbah yang yang menumpuk di sistem filter.[10] Ikuti instruksi terperinci yang disertakan bersama filter RO untuk memasangnya dengan benar. Gunakan air limbah yang keluar dari perangkat untuk menyiram kebun atau halaman. Iklan 1 Bersihkan akuarium setiap 2 minggu. Membersihkan akuarium akan membantu mengurangi akumulasi amonia di dalam air, yang dapat meningkatkan tingkat pH secara signifikan. Gunakan alat khusus untuk mengikis lumut di dinding akuarium atau permukaan benda lain di dalammya. Kemudian, ganti 10-15% air akuarium dengan air segar, tanpa klorin dari keran. Gunakan alat penyedot khusus untuk menyingkirkan kotoran lengket pada permukaan kerikil dan hiasan akuarium. Bersihkan minimal 25-33% kerikil untuk menyingkirkan kotoran ikan atau sisa-sisa makanan lainnya.[11] Anda tidak perlu mengeluarkan ikan atau aksesori dari akuarium saat membersihkannya karena hal itu dapat menyebabkan ikan sakit atau meningkatkan risiko penyakit. 2 Periksa filter akuarium untuk memastikannya berfungsi dengan baik. Filter tidak boleh tersumbat atau kotor. Jika perlu dibersihkan, lepaskan komponen satu per satu sehingga sebagian filter masih dapat terus bekerja di akuarium. Bilas komponen filter di bawah air dingin mengalir untuk menyingkirkan kotoran lengket atau kotoran lainnya.[12] Ikuti instruksi yang diberikan untuk membersihkan dan mengganti spons, wadah, dan kantong karbon pada filter. 3 Ganti sebagian air setiap hari atau setiap 5 hari. Pertahankan pH pada tingkat yang rendah dengan mengganti air secara teratur. Anda memiliki opsi untuk mengganti air setiap hari dengan membuang dan mengganti 10% air, disarankan menggunakan air yang telah disaring menggunakan filter RO. Gunakan alat penyedot untuk mengeluarkan air dan memasukkan air baru yang bebas klorin dan telah disaring dengan filter RO ke akuarium.[13] Anda juga dapat memilih opsi penggantian air sebagian setiap 5 hari dengan mengganti 30% air. Opsi ini mungkin lebih baik jika Anda tidak memiliki waktu untuk melakukannya setiap hari. Menggunakan air yang telah disaring dengan filter RO akan membantu mengurangi alkalinitas akuarium dan menurunkan pH sedikit. 4 Uji tingkat pH di akuarium sebulan sekali. Belilah alat tes pH yang dirancang untuk akuarium di toko hewan lokal atau di internet. Pastikan bahwa tingkat pH sesuai untuk jenis ikan yang ada di akuarium. Sebagian ikan hidup lebih baik di lingkungan dengan pH rendah antara 4-6, sementara sebagian lain akan berkembang dengan baik pada pH netral 7. Pastikan pH tidak berubah dengan sangat cepat karena dapat memberi dampak negatif pada ikan. Selalu uji tingkat pH setelah Anda menambahkan elemen alami atau air baru ke dalam akuarium. Iklan Jangan menggunakan metode dengan bahan kimia untuk menurunkan pH akuarium karena dapat membahayakan ikan. Opsi alami adalah pilihan terbaik karena tidak menyebabkan efek samping yang tidak diinginkan dan tidak akan membahayakan ikan.[14] Iklan Peringatan Meskipun ikan yang berbeda berkembang dengan baik di lingkungan dengan pH yang berbeda, hal terpenting yang perlu diperhatikan agar ikan tetap sehat adalah menjaga alkalinitas akuarium sestabil mungkin. Jangan mencoba menurunkan tingkat pH akuarium secara signifikan, kecuali Anda benar-benar yakin langkah tersebut perlu dilakukan untuk kesehatan ikan dan tanaman di dalam akuarium. Iklan Tentang wikiHow ini Halaman ini telah diakses sebanyak kali. Apakah artikel ini membantu Anda? Apa itu Dosing’? Dosing adalah proses penambahan suatu elemen dalam dosis tertentu pada suatu objek. Di dalam dunia akuarium air laut, 'Dosing' diperlukan ketika mengganti air water change. Yang biasa Reefers lakukan tidak cukup untuk memenuhi permintaan biota laut akan kalsium, alkalinitas , dan magnesium. Bagaimana caranya kita Melakukan Dosing? Ada beberapa cara untuk memberi dosing kalsium, alkalinitas, dan magnesium ke akuarium Reefers 1. Menambahkan Garam Laut Campuran’ Water Change dengan mixed salt seperti Red Sea Coral Pro & Blue Treasure Sea Salt merupakan cara paling umum digunakan sebagian besar aquarists untuk menjaga nutrisi lupa ya, Water Change ini dianjurkan untuk Reefers yang tidak memiliki banyak karang atau aquariumnya hanya terdiri dari karang lunak. 2. Manual Dosing Nah, jika tank Reefers cukup padat akan SPS dan LPS, Water Change dengan mixed salt tidak akan cukup untuk memenuhi nutrisi coral Reefers. Ini saatnya Reefers untuk menambahkan cairan kalsium, alkalinitas, dan magnesium kedalam akuarium sesuai takaran secara manual. 3. Automatic Dosing Selain dengan cara manual, Reefers juga bisa dosing secara otomatis lho! Yakni dengan cara menyambungkan botol cairan kalsium, alkalinitas, dan magnesium pada alat pompa dosing sehingga pemberian elemen dapat dikontrol waktu dan takarannya sesuai kebutuhan kalian. 4. Calcium Reactor Nah untuk Reefers yang tank besar & banyak SPS, Calcium reactor adalah pilihan yang tepat!Calcium Reactor adalah tabung yang diisi dengan potongan dead rocks yang disuntikkan CO2 ke dalam tabung. CO2 melarutkan dead rocks dan semua ion larut ke dalam air. Air penuh ion ini kemudian menetes ke akuarium sesuai yang Reefers tetapkan dan seluruh sistem dipantau oleh pengontrol Ph. Elemen yang biasanya di 'dosing' Adapun tiga elemen utama yang umumnya di dosing oleh para Reefers yakni Kalsium Ca Red Sea Reef Foundation A yang mengandung kalsium and strontium kompleks. Bikarbonat HCO3 Red Sea Reef Foundation B mendandung karbonat & buffer complex. Magnesium Mg Red Sea Reef Foundation C yang mengandung magnesium kompleks. Ketiga elemen ini memiliki efek besar pada -Unsur kimia terumbu karang stabilitas pH, alkalinitas, dan kepekatan ion -Proses biologis karang pembentukan kerangka, pertukaran ion dan fotosintesis. Adapun elemen yang bisa tambahkan sebagai vitamin yakni Red Sea Reef Energy A formulasi unik karbohidrat, asam amino, asam lemak dan kawanan protein tersuspensi yang tersedia untuk konsumsi langsung dan diserap oleh karang. Red Sea Reef Energy B kompleks yang mengisi kembali vitamin dan MAA asam amino laut yang diproduksi oleh Zooxanthellae. Vitamin merupakan prekursor penting dalam sintesis protein kromo sementara asam amino adalah bahan pembangunnya Yang Reefers bisa lakukan sekarang adalah untuk tes air aquarium Reefers dan lihat level KH, Ca dan Mg di aquariummu. Tingkat salinitas yang optimal KH, Ca & Mg menurut jenis akuarium Untuk menaikan level KH1 mL additive KH akan meningkatkan alkalinitas 25 galon sebesar 0,036 meq / l 0,1dKH Untuk menaikan level Ca1mL additive Ca akan meningkatkan level Kalsium 25 galon sebanyak 2 ppm. Untuk menaikan level Mg1 mL additive Mg akan meningkatkan level Magnesium 25 galon sebesar 1 ppm. Rekomendasi Dosing untuk Red Sea Energy A dan B Soft Corals Tank - 1 mL/25 gallonsLPS Tank - 2 mL/25 gallonsSPS - untuk mempercepat pertumbuhan/mature tank - 2 mL/25 gallonsSPS - untuk mencerahkan warna koral low nutrient tank - 4 mL/25 gallons

cara menaikan ph air aquarium